Inilah Paus Baru: Paus LEO XIV

Inilah Paus Baru: Paus LEO XIV

Kardinal Robert Prevost terpilih sebagai paus baru menggantikan Fransiskus yang meninggal pada 21 April lalu. “Saya umumkan kepada Anda suatu suka cita besar: Habemus Papam!” kata Dekan Dewan Kardinal Giovanno Battista Re pada Kamis (8/5/2025). Habemus Papam memiliki arti ‘kita memiliki seorang Paus!’

Dekan Dewan Kardinal, Giovanno Battista Re, mengumumkan Robert Francis Prevost sebagai Paus ke-267. Dia mengambil nama kepausan Leo XIV. Robert sebelumnya menjabat sebagai prefek Departemen Uskup dan Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin sejak 2023.

Dianggap sebagai pemimpin yang sangat cakap dan berpengalaman, dia menjalankan peran penting sebagai pemimpin kantor Vatikan yang berkuasa untuk penunjukan Uskup, menilai kandidat, dan membuat rekomendasi kepada Paus. Lahir di Chicago, Robert adalah anggota ordo religius Augustinian, yang kemudian dipimpin sebagai pemimpin global dan menghabiskan waktu bertahun-tahun bekerja di Peru.

Robert kemudian menjadi Uskup Chicalayo, Peru, sebelum dipilih oleh Fransiskus untuk memimpin kantor Uskup Vatikan. Meski sering dikatakan para kardinal pemilih akan selalu menghindar untuk memilih Paus dari Amerika Serikat karena pengaruh politik global, pengalaman panjang Prevost di Peru dapat membantu meringankan hal itu.

Paus Leo XIV memberikan kata-kata pertamanya sebagai pemimpin Gereja Katolik. Di hadapan massa di Lapangan Santo Petrus, Paus 69 tahun ini memberikan berkat untuk semua yang hadir.

“Damai sejahtera bagi kalian semua. Ini adalah salah pertama dari Kristus yang telah bangkit, gembala yang baik yang telah menyerahkan hidupnya bagi Tuhan,” kata Paus Leo XIV, dalam kata-kata pertamanya usai terpilih dalam conclave, Kamis (8/5/2025) waktu Vatikan.*

 

 

Paus Rakyat Itu Telah Dipanggil, Meninggalkan Karya Luar Biasa

Paus Rakyat Itu Telah Dipanggil, Meninggalkan Karya Luar Biasa

Tulisan ini didedikasikan SANDU Institut atas seluruh pengabdian dan komitmen luar biasa Paus Fransiskus bagi 1,4 juta umat Katolik di dunia serta bagi perdamaian dunia, penyelamatan lingkungan hidup dan kemanusiaan universal.

Kita, umat manusia tidak belajar dari sejarah. Semoga Tuhan mengasihani kita semua. Karena kita, anak-anak yang tak bersalah mati, dan itu tidak masuk akal. Perang hanya menciptakan kehancuran. Para pemimpin dunia harus mengutamakan dialog, bukan senjata. Kita harus bicara. Kita harus meancari jalan damai. Perang bukanlah jalan.

Demikian intisari pernyataan Paus Fransiskus yang terakhir dalam wawancara dengan CBS News yang dirilis pada Minggu (20/4/2025). Esoknya 21 April 2025 sekitar pukul 07.35 waktu Italia Paus mangkat.

Paus mengecam keras serangan udara Israel ke Gaza yang telah menewaskan ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.  Ia menyebut tragedi tersebut sebagai sesuatu yang “sangat menyakitkan.

Wafatnya Paus Fransiskus  menjadi kehilangan besar bagi dunia, khususnya mereka yang percaya perdamaian masih mungkin diwujudkan. Namun, pesan-pesan damainya akan terus hidup, menjadi pengingat bagi dunia, tanpa kasih dan dialog, umat manusia hanya akan mengulang penderitaan yang sama.

Paus Fransiskus tidak hanya berfokus pada masalah internal Gereja, tetapi juga berusaha membangun jembatan dengan berbagai agama dan budaya.  Ia berupaya mempererat hubungan dengan dunia Muslim dan menjadi mediator dalam konflik global, termasuk di Ukraina dan Timur Tengah.

Kepemimpinan Paus Fransiskus  juga sangat menonjol dalam mengedepankan isu-isu lingkungan hidup, dengan menyuarakan pentingnya merawat bumi dan berbuat lebih banyak untuk menghadapi perubahan iklim.

Warisan Paus

Kepergian Paus Fransiskus akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan. Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin dan seorang Yesuit, ia memberikan perspektif baru dalam memimpin Gereja yang berfokus pada kesederhanaan, keadilan, dan kasih sayang terhadap orang-orang yang paling terpinggirkan.

Perjalanannya adalah perjalanan seorang pemimpin yang berani melawan arus, merombak tradisi, dan mengingatkan kita tentang nilai-nilai kasih sayang, keadilan sosial, dan perhatian terhadap mereka yang kurang beruntung. Meski ia telah tiada, warisan yang ditinggalkannya akan terus hidup dalam ajaran dan tindakannya yang penuh kasih.

Dikutip dari AP News, selama masa kepemimpinannya, beliau dikenal karena pendekatan yang rendah hati dan fokus pada inklusivitas, serta telah membawa perubahan signifikan dalam Gereja Katolik selama 12 tahun masa kepausannya.

Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada tahun 1936 di Buenos Aires, Argentina, dari pasangan imigran Italia.  Ia menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan pertama yang berasal dari Ordo Yesuit. Sebagai Paus pertama yang memilih nama Fransiskus, ia segera dikenal dengan pendekatan yang lebih modern dan penuh kasih sayang terhadap berbagai isu global.

Sejak terpilih sebagai Paus pada tahun 2013, Paus yang ke-266, Fransiskus dikenal dengan pandangannya yang inklusif dan berfokus pada keadilan sosial.  Ia berbicara lantang mengenai kemiskinan, migrasi, perubahan iklim, dan perdamaian dunia.

Kecintaannya pada orang miskin dan terlantar tercermin dalam kebijakan dan tindakan nyata, termasuk kritik tajam terhadap kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump yang dinilai tidak manusiawi. Paus Fransiskus berupaya merombak struktur Gereja Katolik yang selama berabad-abad dipandang elitis dan terpisah dari kehidupan umat.

Ensiklik Paus Fransiskus

Selama menjabat Paus Fransiskus menerbitkan sejumhal ensiklik, yaknii surat edaran Paus untuk gereja yang berisi masalah penting. Paus Fransiskus, yang sudah 11 tahun menduduki posisinya itu, telah menerbitkan tiga ensiklik yaitu Lumen Fidei (2013), Laudato Si (2015), dan Fratelli Tutti (2020). Setiap ensiklik menawarkan refleksi mendalam tentang tantangan-tantangan global, seperti peran iman dalam kehidupan manusia, krisis lingkungan, dan persaudaraan universal.

Paus Fransiskus, yang sudah 11 tahun menduduki posisinya itu, telah menerbitkan tiga ensiklik yaitu Lumen Fidei (2013), Laudato Si (2015), dan Fratelli Tutti (2020). Setiap ensiklik menawarkan refleksi mendalam tentang tantangan-tantangan global, seperti peran iman dalam kehidupan manusia, krisis lingkungan, dan persaudaraan universal.

Lumen Fidei Lumen Fidei atau Cahaya Iman merupakan ensiklik pertama yang dikeluarkan Paus Fransiskus, yaitu pada 29 Juni 2013. Ensiklik ini unik karena merupakan kolaborasi dari dua paus; Paus Benediktus XVI yang mengerjakan sebagian besar dari draf awalnya sebelum mengundurkan diri, dan kemudian diselesaikan Paus Fransiskus.

Lumen Fidei adalah bagian dari trilogi ensiklik tentang tiga keutamaan teologal: harapan (yang dibahas dalam Spe Salvi), kasih (yang dibahas dalam Deus Caritas Est), dan iman, yang menjadi fokus dalam Lumen Fidei.

Laudato Si dikeluarkan Paus Fransiskus pada 24 Mei 2015. Nama ensiklik ini diambil dari bahasa Italia yang berarti “Terpujilah Engkau,” sebuah frasa yang terinspirasi dari Kidung Saudara Matahari karya Santo Fransiskus dari Assisi, yang memuliakan Tuhan melalui ciptaan-Nya. Ensiklik itu menggarisbawahi keprihatinan Paus Fransiskus terhadap masalah lingkungan dan krisis ekologi yang sedang dihadapi dunia saat ini. Paus Fransiskus menulis Laudato Si sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Paus menekankan, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan merupakan akibat dari pola konsumsi yang tidak berkelanjutan dan ketidakadilan sosial.

Fratelli Tutti: ensiklik Fratelli Tutti, berarti “Semua Saudara,” dikeluarkan Paus Fransiskus pada 3 Oktober 2020. Nama ensiklik itu diambil dari Santo Fransiskus dari Assisi, yang sering menyebut sesama ciptaan sebagai “saudara” dalam semangat persaudaraan universal. Fratelli Tutti ditulis di tengah pandemi Covid-19, yang memperlihatkan ketidaksetaraan global dan pentingnya solidaritas antarbangsa dan antarmanusia.

Ensiklik itu menjadi refleksi mendalam Paus Fransiskus tentang persaudaraan dan persahabatan sosial dalam konteks dunia modern yang penuh konflik, ketidakadilan, dan perpecahan. Paus mengajak seluruh umat manusia, terlepas dari latar belakang agama atau keyakinan, untuk membangun dunia yang lebih damai dan adil melalui dialog, kerja sama, dan pengertian satu sama lain.

Dalam Fratelli Tutti  Paus Fransiskus menguraikan tentang persaudaraan dan bagaimana hal itu bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.  Paus Fransiskus mengajak semua pemimpin agama untuk bekerja sama dalam mengatasi perpecahan dan konflik, serta untuk mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang mengikat semua umat beragama. Ia juga memperingatkan agar agama tidak disalahgunakan untuk membenarkan kekerasan atau intoleransi, tetapi sebaliknya menjadi sumber inspirasi bagi persatuan dan kerukunan.

Banyak orang memuji ensiklik itu sebagai panggilan moral yang kuat untuk dunia yang lebih adil dan damai, terutama di saat dunia menghadapi krisis global seperti pandemi Covid-19. Pemimpin agama, aktivis sosial, dan politisi dari berbagai latar belakang menyambut baik ajakan Paus Fransiskus untuk memperkuat persaudaraan dan solidaritas.

Dunia berduka

Tidak hanya umat Katolik, dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus. Dari Indonesia: di Jakarta, Presiden Prabowo dalam siaran pers khusus menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus yang berkunjung ke Jakarta bulan September 2024.

Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri mengatakan Paus Fransiskus bukan hanya sekadar tokoh agama Katolik. “Beliau bukan saja tokoh agama bagi umat Katolik, namun juga bagi dunia yang dikagumi karena pemikiran dan kiprah beliau dalam membangun persaudaraan dan kesetaraan antar umat manusia se-dunia,” tulis Megawati dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia dan ASEAN, Piero Pioppo, dikutip Senin.

Italia: Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyampaikan perasaan kesedihan yang mendalam atas kepergian Paus. Ia mengenang persahabatan dan ajaran Paus yang tak pernah berhenti, bahkan di saat-saat sulit dan penuh penderitaan. “Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Bapa Suci dengan hati yang penuh kesedihan,” kata Meloni, seperti yang dilansir Reuters.

 Amerika Serikat: Presiden AS Donald Trump menyampaikan duka  yang mendalam. “Beristirahatlah dalam damai Paus Fransiskus! Semoga Tuhan memberkatinya dan semua yang mencintainya!”. Trump memerintahkan bendera AS dikibarkan setengah tiang di Gedung Putih, dan di gedung-gedung federal di seluruh dunia. Ia akan hadiri Pemakaman Paus Fransiskus.

 Iran: Presiden Iran, yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim, menyampaikan belasungkawa kepada umat Kristen global. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baqaei, menyampaikan, “Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua umat Kristen di seluruh dunia.”

 Perancis: Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenang Paus Fransiskus  sebagai pemimpin yang selalu berpihak pada mereka yang paling rentan. “Paus Fransiskus selalu menunjukkan kepedulian terhadap yang paling rapuh dan melakukannya dengan rendah hati,” kata Macron.

Israel: Di Israel, Presiden Isaac Herzog memuji Paus Fransiskus sebagai pria yang beriman dan memiliki belas kasih tak terbatas. “Ia mendedikasikan hidupnya untuk mengangkat derajat kaum miskin dan menyerukan perdamaian di dunia yang sedang dilanda masalah,” ujarnya.

Belanda: Dari Belanda, Perdana Menteri Dick Schoof mengatakan jasa Paus akan dikenang sebagai seorang pemimpin yang selalu mengangkat isu-isu penting dengan tindakan belas kasih. “Kami mengenangnya dengan penuh rasa hormat,” kata Schoof.

 Jerman: Pemimpin Jerman, Friedrich Merz, menambahkan bahwa Paus Fransiskus akan dikenang karena komitmennya yang tak kenal lelah terhadap anggota masyarakat yang paling lemah.

Parlemen & Komisi Uni Eropa: Di Eropa, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen juga mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam. Metsola menyebut Paus Fransiskus  sebagai “Paus Rakyat” yang dikenang karena cintanya pada kehidupan, perdamaian, dan keadilan sosial. “Dia menginspirasi jutaan orang, jauh melampaui Gereja Katolik, dengan kerendahan hati dan cintanya yang begitu murni bagi mereka yang kurang beruntung,” tulis Von der Leyen.

Gaza dan Palestina: Bagi warga Palestina, terutama di  Gaza, kepergian Paus dirasakan sangat mendalam. Paus dikenal sebagai salah satu pemimpin paling vokal yang selalu mengecam perang di Gaza dan menyerukan gencatan senjata. Komunitas Kristen di Gaza mengenang Paus sebagai pemimpin yang selalu mendengarkan mereka dan mendukung mereka dalam situasi yang sulit. Paus Fransiskus juga meninggalkan kesan mendalam di kalangan pejabat Katolik dan non-Katolik.

SELAMAT JALAN MENUJU KEABADIAN YANG MULIA PAUS FRANSISKUS. DAMAI BERSAMA PARA KUDUS DI SURGA.

Dikutip dari berbagai sumber.

Credit Union Pulau-Pulau Batu, Nias, Sumatera Utara

Credit Union Pulau-Pulau Batu, Nias, Sumatera Utara

Dalam cuaca mendung dan gerimis, puji Tuhan, pesawat Susi Air dengan full penumpang 12 orang mendarat dengan mulus di Bandara Lasondre, bandara kecil di tepi laut, di pulau kecil, dengan runway sekitar 500 meter, pukul 08.50 WIB, 6 Januari 2025. Terbang sekitar satu jam dari bandara Padang. Pesawat baling-baling ini pilot dan ko-pilot keduanya orang non Indonesia.

Ketegangan di udara, sebelum landing karena cuana buruk, menjadi sirna setiba di bandara karena saya disambut dengan hangat Pak Firman Sarumaha atau biasa dipanggil Ama Dela dan Melintasi Bohalima. “Ya, ahowu Pak Edi. Selamat Datang di Pulau Tello,”sapa mereka. Karena hari gerimis, kami bertiga naik becak motor ke dermaga speedboad, sekitar 500 meter dari bandara.

Ama Dela adalah Manajer Koperasi Simpan Pinjam Kasih Setia Pulau Telo, biasa disingkat  CU KSPT. Melintasi adalah kepala kantor CU KSPT Tempat Pelayanan Pulau Tello. Kami sudah saling kenal. Pak Firman kenal karena beberapa kali kami jumpa meski melalui virtual dalam sejumlah pelatihan CU yang saya fasilitasi. Sedangkan Melintasi saya kenal karena menjadi peserta Training Centre PUSKOPCUINA selama 30 hari di Wisma PSP Bukit Laet, Kubu Raya Kalbar tahun silam.

Bersama sebagian staf CU KSPT di Pulau Tello

Diskusi di sela pelatihan

Saya ke Pulau Tello ini penugasan Federasi Nasional Credit Union Indonesia (PUSKOPCUINA), koperasi sekunder nasional dengan 46 CU anggota di seluruh Indonesia, untuk memberikan dua training sekaligus kepada pengurus/pengawas, calon pengurus/ pengawas serta manajemen CU KSPT. “Manajemen ini sengaja kami ikutkan sebagai peserta karena materi pelatihan ini sesungguhnya harus diketahui, dipahamai semua aktivis credit union,”kata Polius Geba, Wakil Ketua Bidang Pendidikan dalam sambutan pembukaan kegiatan.

Dua training tersebut adalah Credit Union Supervisor Competency Course (CUSCC) dan Credit Union Directors Competency Course (CUDCC). CUSCC untuk pengawas dan calon pengawas dan CUDCC untuk pengurus dan dan calon pengurus. Selain dari CU KSPT, juga hadir sebagai peserta perwakilan pengurus dan pengawas CU Tamauli dari Mandailing Natal dan CU Seia Sekata dari Padang Sidempuan.

Peserta Diklat di depan kantor CU KSPT Tello

Peserta Diklat

 

CU KSPT: Penggerak Warga Pulau-Pulau Batu

Saya tidak akan membahas tentang pelatihan tersebut dalam tulisan ini, meski bagi saya ini pelatihan terlama yang pernah saya fasilitasi. Namun tidak terasa lelah karena pesertanya semangat. Ada banyak sharing dari peserta tentang praktik tata kelola credit union. Dengan dua pelatihan tersebut diharapkan CU KSPT khususnya dan CU Tamauli serta CU Seia Sekata semakin baik tata kelolanya.

Sosialisasi CU di gereja. CU KSPT menyatu dengan gereja, khususnya Gereja Katolik

Nantikan juga tulisan saya tentang keindahan pulau-pulau di sekitar Pulau Tello serta perjalanan yang ngeri-ngeri sedap.

Ada pepatah suku Nias yang saya temukan dalam pencarian di google. Yakni “Aoha noro nilului wahea, aoha noro nilului waoso, alisi khöda ta fadaya-daya, hulu khöda ta faewolo-wolo, Ufaolo göi ndra’o, öfaolo göi ndra’ugö, ena’ö a’ozu ita fao-fao”. Yang artinya kurang lebih, “pekerjaan (masalah) yang dikerjakan (dipecahkan) secara bersama-sama akan lebih gampang tuntasnya, tidak saling menjatuhkan, saling menghormati, dan memiliki tujuan yang sama yaitu kepentingan bersama. Sepertinya pepatah tersebut menjadi salah satu pendorong pendirian CU Kasih Setia Pulau Tello, CU yang lahir dari Rahim Gereja Katolik, khususnya Paroki Tello.

Suster Ingebor, salah satu perintis CU KSPT

Menurut data yang saya dapatkan dari CU KSPT, cikal bakal CU ini adalah Ketika tahun 1998 Pastor Heinrich, OFM Cap memperkenalkan CU di Paroki Santo Fidelis Pulau-Pulau Batu. Banyak umat yang tertarik, namun selesai pertemuan itu belum ada tindak lanjutnya.  Belum ada umat yang bersedia untuk menjadi pengurus pengawas karena juga belum terlalu banyak tahu tentang per-CU-an.

Tahun 2003 Pastor Honorius Nduru, OFM Cap, Pastor Paroki Tello, Kembali mencanangkan pendirian CU. Ia mengundang Pastor Amator, Ketua PSE Keuskupan Sibolga. Pastor Amator memaparkan situasi CU di daratan Nias yang sudah puluhan tahun berkembang. Selesai pertemuan ini juga belum ada kongkritnya.

Paska bencana hebat tsunami di Nias (26 Desember 2004) dan gempa tektonik (28 Maret 2005) yang berdampak luas pada kehidupan masyarakat, Pastor Honorius makin serius ingin mendirikan CU di Paroki Pulau Tello. Tahun 2006 Pastor Honorius mengundang Pastor Mikael Sitanggang, Pr., Ketua PSE Keuskupan Sibolga, untuk memfasilitasi pertemuan dengan Dewan Santo Fidelis di Pulau Tello tanggal 13 Mei 2006. Ia datang Bersama Pastor Purwanto.

Dalam rapat ini disepakati beberapa hal. Pertama, dibentuk panitia persiapan pendirian dan penerimaan anggota credit union, dengan susunan kepengurusan sebagai berikut. Penasihat:   Pastor paroki P. Honorius Nduru, OFM Cap. Ketua: Amril Daya; Wakil Ketua: Melki Sarumaha; Sekretaris: Polius S. Geba; Bendahara: Katekis Fiktor Harefa; Anggota Sr. Martina.

Panitia Persiapan penerimaan anggota baru bertugas menerima anggota tanggal 22 Mei 2006 sampai 30 Juni 2006 dan mempersiapkan peresmian pembentukan CU.

Tanggal 5 Juli 2006 Panitia Persiapan Bersama DPPI, tokoh umat dan para suster mengadakan pertemuan dan menetapkan: (1). Anggota perdana 65 orang; (2). Nama credit union adalah Credit Union Kasih Setia Pulau Tello; (3).Ikatan pemersatu: Paroki Santo Fidelis Pulau-Pulau Batu; (4). Ketua Pengawas: Pastor Paroki Santu Fidelis Pulau-Pulau Batu; (5). Sekretaris Pengawas: diajukan oleh pengurus harian dan diputuskan pastor paroki dan ketua PSE; (6). Anggota dari PSE Keuskupan Sibolga. Sah, didirikan CU KSPT tanggal 5 Juli 2006.

Rapat CU KSPT

Diklat di Mahang

Diklat di Bale-Bale

Peresmian pendirian CU KSPT dihadiri unsur pemerintah, Pastor Paroki, DPPI, Ketua PSE Keuskupan Sibolga, P. Mikael Sitanggang, Sekretaris KSP3, Yohanes Bohalima serta anggota perdana 65 orang. Rapat perdana dipimpina oleh panitia persiapan pendirian dan penerimaan anggota.

Rapat perdana menetapkan susunan pengurus dan pengawas CU KSPT periode 15 Juli 2006 sd 15 Juli 2009, yakni sebagai berikut. Pengurus adalah, Ketua: Amril Daya , S.Pd; Sekretaris I: Fiktor Harefa; Sekretaris II: Firman Sarumaha; Bendahara I: Sr. Ingebor (pemegang kas); Bendahara II: Erika Bago. Karyawan sekaligus membantu bendahara I adalah Meliana. Pengawas adalah, Ketua: Pastor Honorius Nduru, OFM Cap; Sekretaris: Polius S. Geba; Angota: P. Mikael Sitanggang, Pr. Panitia kredit diketuai Meli Sarumaha, sekretaris Erika Bago.

RAT CU KSPT

CU KSPT berjalan lancar. Setiap tiga tahun dilakukan pemilihan pengurus dan pengawa sbaru secara demokratis.

Mengangkat Ekonomi Umat

Pelan tapi pasti, CU KSPT terus berkembang. Sampai 31 Desaember 2024 sudah 6,891 orang menjadi anggotanya.  Total asset anggota hamper 46 miliar rupiah. CU KSPT melayani anggota di empat kantor cabang/tempat pelayanan, yakni Kantor Cabang Tello, Kantor Cabang Simuk, Kantor Cabang Hibala, Kantor Cabang Baluta. Keempatnya di pulau terpisah, terjauh dengan kantor Pusat (Pulau Tello) adalah Simuk, hamper 5 jam dengan speedboad.

Mengenalkan CU KSPT ke sekolah

Ada beragama produk dan pelayanan yang diberikan kepada anggota. Pelayanan solidaritas duka, pendidikan tentang CU, pendidikan kewirausahaan. Ada 8 jenis simpanan, yakni Simpanan Pokok (SP), Simpanan Wajib (SW), Tabungan Setara Saham (TSS), Tabungan Harian (TARI), Tabungan Anak Sekolah (TASE), Tabungan Bangun Rumah (TABARU), Tabungan Pendidikan (TAPEN), Tabungan Pernikahan (TAPER).

Ada empat jenis pinjaman, yakni Pinjaman Umum (PU), Pinjaman Bangun Rumah (PBR), Pinjaman Pendidikan dan Pinjaman Pernikahan.

Misa rutin di kantor CU KSPT

“Puji Tuhan, sambutan masyarakat terhadap CU Kasih Setia ini sangat baik. Anggota sunggu merasakan manfaat menjadi anggota CU; memperbaiki kehidupan social ekonomi mereka lah. Kami, para pengurus, pengawas, staf manajemen,  akan terus semaksimal mungkin mengembangkan CU ini,”jelas Stefanus Zamili, Sekretaris Pengurus CU KSPT.

Tantangan terbesar dan terberat dalam pengembangan CU Kasih Setia PulauTello ini adalah medan yang berat karena harus ke pulau-pulau lain dengan ombak terkadang yang membahayakan. “Kami Pengawas kalau pemeriksan ke KC/TP biasnya mesti bersama pengurus yang melakukan monitoring supaya efisien. Itu pun kalau cuaca, laut tidak baik, tidak bisa ke TP/KC. Namun itulah tantangan yang harus kami hadapi, dan kami pasti bisa, selalu ada Solusi,”timpal Lulus Daya, Ketua Pengawas CU KSPT.

Peluang pengembangan CU KSPT

Ikan laut, sumber kehidupan masyarakat

Pulau Tello adalah ibukota kecamatan Pulau-Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Luas kecamatan ini adalah 105,09 km persegi. Kecamatan ini terdiri dari sekitar 100 pulau. Ada 22 desa di wilayah kecamatan yang semuanya dikelilingi lautan ini, yakni Balögia, Baruyulasara, Bawö’amahelatö, Bawödobara, Bawö’omasi’ö, Hili’amaodula, Hili’otalua, Koto, Lasonde, Loboi, Onaya, Orahili, Pasar Pulau Tello, Raparapa MelayuSebuasi, Sidua’ewali, Sifitu’ewali, Silima’ewali, Simaluaya, Sinauru, Si’öfa’ewali, Sisarahili.

refreshing keluarga besar CU KSPT di pulau Sibele, salah satu pulau dengan pantai yang indah

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias Selatan tahun 2022, banyaknya penduduk Pulau-Pulau Batu 9.739 jiwa, dengan kepadatan 93 jiwa/km. Penduduk terbanyak terdapat di kelurahan Pasar Pulau Tello,  yakni 1.534 jiwa. Sebagian besar penduduk di kecamatan ini bekerja sebagai nelayan (mayoritas), petani , dan beberapa bekerja sebagai PNS, polisi dan TNI, guru, pedagang dan pekerjaan lainnya.

Mayoritas penduduk adalah suku Nias, suku asli. Agama mayoritas adalah Kristen Protestan (64,11%); disusul Katolik (14%), sisanya beragama Islam dan Budha.

salah satu pulau di Pulau-Pulau Batu yang indah

Dengan potensi penduduk yang masih ada, maka peluang pengembangan CU KSPT masih terbuka. Tentu dengan prioritas pelayanan terbaik kepada anggota yang sudah ada.

Semoga CU Kasih Setia Pulau Tello terus bertumbuh, tata kelolanya semakin sehat sesuai standar tata Kelola credit union, agar CU nya berkelanjutan. Dan yang terutama, anggota meningkat kesejahteraannya karena mendapatkan manfaat dengan bergabung menjadi anggota CU Kasiih Setia Pulau Tello.

“CU Kasih Setia Pulau Tello:  Kejar Mimpi, Kita Bersama Mewujudkannya”

 

Edi Petebang, Pulau Tello, 9 Januari 2025

 

 

 

Mgr. Turang: Ada CU Yang Mesti Digergaji

Mgr. Turang: Ada CU Yang Mesti Digergaji

Credit union akhir-akhir ini semakin berkembang; di sisi lain masih ada credit union milik komunitas, paroki dan sebagainya yang stagnan pertumbuhannya. CU yang terus berkembang tersebut pun sebagian kecil ditengarai sebagian sudah mulai ada yang keluar dari nilai, prinsip dasar credit union dalam tata kelolanya. Padahal jika CU tersebut bangkrut maka anggotalah yang menjadi korbannya.

Menyadari hal tersebut, Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Konfrensi Waligereja Indonesia (PSE-KWI) sebagai inisiator masuknya CU ke Indonesia berinisiatif mengumpulkan para aktivis CU dari seluruh Indonesia.

Peserta lokakarya

Bertempat di Wisma Samadi, Klender Jakarta Timur tanggal 23-25 September 2024, Komisi PSE-KWI bekerja sama sejumlah universita Katolik (antara lain Widya Mandala Surabaya dan Atma Jaya Jakarta) mengadakan lokakarya bersama komisi PSE Keuskupan seluruh Indonesia, perwakilan CU primer, CU sekunder dan sekunder nasional. PUSKOPCUINA sebagai federasi nasional credit union yang diwakili Edi Petebang menghadiri kegiatan tersebut.

Menurut Pastor Eko dari Komisi PSE KWI, lokakarya ini bertujuan memperkuat aspek spiritualitas dan tata kelola credit union. Hari pertama berisi perkenalan dan kontrak belajar. Hari kedua berisi tentang filosofi dasar credit union yang disampaikan Mgr. Petrus Turang, uskup emeritus yang juga pernah Ketua PSE KWI. Mgr. Turang menekankan pentingnya spiritualitas dan focus dalam pengembangan CU. “CU harus focus memberdayakan, meningkatkan kualitas hidup anggota di suatu wilayah tertentu. Jika ada CU yang membuka cabang jauh dari wilayah awalnya dan tidak membawa perubahan peningkatan taraf hidup masyarakat disana tetapi sudah membuka kantor cabang kemana-mana, maka harus dihentikan, harus digergaji, di chainsaw,”ujarnya.

Materi lain adalah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktorat Jendral Pajak, manajemen resiko dan konsultan pajak. Hari ketiga berisi tentang tata Kelola credit union sesuai standar gerakan CU Asia (ACCU) disampaikan oleh P. Fredy Rante Taruk, Direktur Karitas KWI. P. Fredy yang juga penasihat PUSKOPCUINA memaparkan nilai, filosofi dan beberapa hal teknis tentang tata Kelola credit union yang menyangkut 3 aspek utama: tata Kelola internal, tata Kelola individual dan tata Kelola eksternal. “Jika tata Kelola ini dilaksanakan dan dicapai secara maksimal, maka ada jaminan credit union akan sehat dan berkelanjutan,”jelasnya.

Dalam lokakarya ini pertama kalinya diperkenalkan modul pendidikan tentang spiritualitas credit ujion yang dipkrakarsai Komisi PSE KWI dan disusun oleh Pastor Antonius Sumarwan, SJ. Modul berisi 8 pokok bahasan ini mengajak dan menyadarkan kembali para aktivis credit union agar jangan melupakan nilai-nilai, prinsip, dan hal-hal mendasar dalam mengelola credit union.

Lokakarya menyepakati sejumlah hal terkait dengan tata Kelola credit union dan akan ada pertemuan-pertemuan lanjutan baik di KWI (nasional), tingkat keuskupan maupun paroki. Seemua pihak sepakat untuk terus mempraktikkan tata Kelola CU yang standar dengan Kembali pada spirit mengapa CU didirikan seperti yang disampaikan pendiri CU Fredrich William Raiffeisen.

Dalampertemuan30 orang yang ingin membentuk CU Raiffeisen menyatakan:“…Saya tidak bisa memberikan keajaiban yang akan membebaskan Anda dari kemiskinan tanpa Upaya dari Anda  sendiri. Tapi ada satu cara yang saya tidak tahu apakah orang bisa mengikutinya.Yakni, jika semua bekerja sama untuk kebaikan bersama, maka mereka akan dapat mencapai tujuan itu: kebebasan dari keinginan. Kita harus mulai dari prinsip dasar dengan meningkatkan kesejahteraan fisik dan kesejahteraan spiritual, juga akan mendapatkan keuntungan. Dengan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkan dan yang rajin di komunitas mereka. Mereka akan memampukan diri untuk menikmati buah dari hasil usaha dan melakukan penghematan, dari pada bekerja untuk kepentingan rentenir. Dengan cara ini, mereka akan terbebas dari segala bentuk bantuan dari luar, yang sesaat memang mengurangi penderitaan mereka. Namun semua itu membuat mereka akan Kembali lagi dalam kemiskinan tetapi dengan konsekuensi yang lebih pahit”.

Semoga para aktivis credit union senantiasa menyadari, menginternalisasi dan melaksanakan semangat dasar Gerakan credit union Raiffeisen.***

 

Pedoman DPP Keuskupan Agung Pontianak

Pedoman DPP Keuskupan Agung Pontianak

Buku ini adalah pedoman Dewan Pastoral Paroki Keuskupan Agung Pontianak, Buku ini sudah dibahas sejak Temu Pastores K.A. Pontianak pada tanggal 2 – 5 Agustus 2016, dilanjutkan pembahasannya dalam pertemuan tanggal 31 Januari – 2 Februari 2017 yang menghasilkan draft final.dan penyempurnaannya diserahkan kepada Panitia Kecil.  Pedoman Dewan Pastoral Paroki ini merupakan pengembangan dari yang sudah ada dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi kekinian.

Dengan diberlakukannya Pedoman Dewan Pastoral Paroki ini, sesuai dengan Visi dan Misi Keuskupan Agung Pontianak, diharapkan Pelayanan Pastoral Gereja Keuskupan Agung Pontianak sebagai Gereja Injili, yang mengakar, mandiri, peduli, missioner dan dalam bimbingan Roh Kudus, mewujudkan keadilan, kedamaian, dan keutuhan ciptaan di tengah umat yang beragam, bisa lebih ditingkatkan lagi. Oleh karena itu sejak diberlakukannya, Pedoman Dewan Pastoral Paroki ini wajib dilaksanakan di setiap Paroki di dalam wilayah Keuskupan Agung Pontianak dengan tetap menghormati kekhususan masing – masing Paroki.

Sebelum Pelantikan Dewan Pastoral Paroki, semua anggota Pengurus Dewan Pastoral Paroki wajib mengikuti Pembekalan yang diberikan oleh pihak Keuskupan Agung Pontianak Pedoman Dewan Pastoral Paroki ini berlaku sejak ditetapkan sampai dengan tahun 2020. Selamat melaksanakan Pedoman Dewan Pastoral Paroki Keuskupan Agung Pontianak ini dalam bimbingan Roh kudus.