Tulisan ini didedikasikan SANDU Institut atas seluruh pengabdian dan komitmen luar biasa Paus Fransiskus bagi 1,4 juta umat Katolik di dunia serta bagi perdamaian dunia, penyelamatan lingkungan hidup dan kemanusiaan universal.
Kita, umat manusia tidak belajar dari sejarah. Semoga Tuhan mengasihani kita semua. Karena kita, anak-anak yang tak bersalah mati, dan itu tidak masuk akal. Perang hanya menciptakan kehancuran. Para pemimpin dunia harus mengutamakan dialog, bukan senjata. Kita harus bicara. Kita harus meancari jalan damai. Perang bukanlah jalan.
Demikian intisari pernyataan Paus Fransiskus yang terakhir dalam wawancara dengan CBS News yang dirilis pada Minggu (20/4/2025). Esoknya 21 April 2025 sekitar pukul 07.35 waktu Italia Paus mangkat.
Paus mengecam keras serangan udara Israel ke Gaza yang telah menewaskan ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak. Ia menyebut tragedi tersebut sebagai sesuatu yang “sangat menyakitkan.
Wafatnya Paus Fransiskus menjadi kehilangan besar bagi dunia, khususnya mereka yang percaya perdamaian masih mungkin diwujudkan. Namun, pesan-pesan damainya akan terus hidup, menjadi pengingat bagi dunia, tanpa kasih dan dialog, umat manusia hanya akan mengulang penderitaan yang sama.
Paus Fransiskus tidak hanya berfokus pada masalah internal Gereja, tetapi juga berusaha membangun jembatan dengan berbagai agama dan budaya. Ia berupaya mempererat hubungan dengan dunia Muslim dan menjadi mediator dalam konflik global, termasuk di Ukraina dan Timur Tengah.
Kepemimpinan Paus Fransiskus juga sangat menonjol dalam mengedepankan isu-isu lingkungan hidup, dengan menyuarakan pentingnya merawat bumi dan berbuat lebih banyak untuk menghadapi perubahan iklim.
Warisan Paus
Kepergian Paus Fransiskus akan meninggalkan kesan yang mendalam bagi Gereja Katolik dan dunia secara keseluruhan. Sebagai Paus pertama dari Amerika Latin dan seorang Yesuit, ia memberikan perspektif baru dalam memimpin Gereja yang berfokus pada kesederhanaan, keadilan, dan kasih sayang terhadap orang-orang yang paling terpinggirkan.
Perjalanannya adalah perjalanan seorang pemimpin yang berani melawan arus, merombak tradisi, dan mengingatkan kita tentang nilai-nilai kasih sayang, keadilan sosial, dan perhatian terhadap mereka yang kurang beruntung. Meski ia telah tiada, warisan yang ditinggalkannya akan terus hidup dalam ajaran dan tindakannya yang penuh kasih.
Dikutip dari AP News, selama masa kepemimpinannya, beliau dikenal karena pendekatan yang rendah hati dan fokus pada inklusivitas, serta telah membawa perubahan signifikan dalam Gereja Katolik selama 12 tahun masa kepausannya.
Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada tahun 1936 di Buenos Aires, Argentina, dari pasangan imigran Italia. Ia menjadi Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan pertama yang berasal dari Ordo Yesuit. Sebagai Paus pertama yang memilih nama Fransiskus, ia segera dikenal dengan pendekatan yang lebih modern dan penuh kasih sayang terhadap berbagai isu global.
Sejak terpilih sebagai Paus pada tahun 2013, Paus yang ke-266, Fransiskus dikenal dengan pandangannya yang inklusif dan berfokus pada keadilan sosial. Ia berbicara lantang mengenai kemiskinan, migrasi, perubahan iklim, dan perdamaian dunia.
Kecintaannya pada orang miskin dan terlantar tercermin dalam kebijakan dan tindakan nyata, termasuk kritik tajam terhadap kebijakan imigrasi Presiden AS Donald Trump yang dinilai tidak manusiawi. Paus Fransiskus berupaya merombak struktur Gereja Katolik yang selama berabad-abad dipandang elitis dan terpisah dari kehidupan umat.
Ensiklik Paus Fransiskus
Selama menjabat Paus Fransiskus menerbitkan sejumhal ensiklik, yaknii surat edaran Paus untuk gereja yang berisi masalah penting. Paus Fransiskus, yang sudah 11 tahun menduduki posisinya itu, telah menerbitkan tiga ensiklik yaitu Lumen Fidei (2013), Laudato Si (2015), dan Fratelli Tutti (2020). Setiap ensiklik menawarkan refleksi mendalam tentang tantangan-tantangan global, seperti peran iman dalam kehidupan manusia, krisis lingkungan, dan persaudaraan universal.
Paus Fransiskus, yang sudah 11 tahun menduduki posisinya itu, telah menerbitkan tiga ensiklik yaitu Lumen Fidei (2013), Laudato Si (2015), dan Fratelli Tutti (2020). Setiap ensiklik menawarkan refleksi mendalam tentang tantangan-tantangan global, seperti peran iman dalam kehidupan manusia, krisis lingkungan, dan persaudaraan universal.
Lumen Fidei Lumen Fidei atau Cahaya Iman merupakan ensiklik pertama yang dikeluarkan Paus Fransiskus, yaitu pada 29 Juni 2013. Ensiklik ini unik karena merupakan kolaborasi dari dua paus; Paus Benediktus XVI yang mengerjakan sebagian besar dari draf awalnya sebelum mengundurkan diri, dan kemudian diselesaikan Paus Fransiskus.
Lumen Fidei adalah bagian dari trilogi ensiklik tentang tiga keutamaan teologal: harapan (yang dibahas dalam Spe Salvi), kasih (yang dibahas dalam Deus Caritas Est), dan iman, yang menjadi fokus dalam Lumen Fidei.
Laudato Si dikeluarkan Paus Fransiskus pada 24 Mei 2015. Nama ensiklik ini diambil dari bahasa Italia yang berarti “Terpujilah Engkau,” sebuah frasa yang terinspirasi dari Kidung Saudara Matahari karya Santo Fransiskus dari Assisi, yang memuliakan Tuhan melalui ciptaan-Nya. Ensiklik itu menggarisbawahi keprihatinan Paus Fransiskus terhadap masalah lingkungan dan krisis ekologi yang sedang dihadapi dunia saat ini. Paus Fransiskus menulis Laudato Si sebagai tanggapan terhadap meningkatnya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Paus menekankan, perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan merupakan akibat dari pola konsumsi yang tidak berkelanjutan dan ketidakadilan sosial.
Fratelli Tutti: ensiklik Fratelli Tutti, berarti “Semua Saudara,” dikeluarkan Paus Fransiskus pada 3 Oktober 2020. Nama ensiklik itu diambil dari Santo Fransiskus dari Assisi, yang sering menyebut sesama ciptaan sebagai “saudara” dalam semangat persaudaraan universal. Fratelli Tutti ditulis di tengah pandemi Covid-19, yang memperlihatkan ketidaksetaraan global dan pentingnya solidaritas antarbangsa dan antarmanusia.
Ensiklik itu menjadi refleksi mendalam Paus Fransiskus tentang persaudaraan dan persahabatan sosial dalam konteks dunia modern yang penuh konflik, ketidakadilan, dan perpecahan. Paus mengajak seluruh umat manusia, terlepas dari latar belakang agama atau keyakinan, untuk membangun dunia yang lebih damai dan adil melalui dialog, kerja sama, dan pengertian satu sama lain.
Dalam Fratelli Tutti Paus Fransiskus menguraikan tentang persaudaraan dan bagaimana hal itu bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Paus Fransiskus mengajak semua pemimpin agama untuk bekerja sama dalam mengatasi perpecahan dan konflik, serta untuk mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan yang mengikat semua umat beragama. Ia juga memperingatkan agar agama tidak disalahgunakan untuk membenarkan kekerasan atau intoleransi, tetapi sebaliknya menjadi sumber inspirasi bagi persatuan dan kerukunan.
Banyak orang memuji ensiklik itu sebagai panggilan moral yang kuat untuk dunia yang lebih adil dan damai, terutama di saat dunia menghadapi krisis global seperti pandemi Covid-19. Pemimpin agama, aktivis sosial, dan politisi dari berbagai latar belakang menyambut baik ajakan Paus Fransiskus untuk memperkuat persaudaraan dan solidaritas.
Dunia berduka
Tidak hanya umat Katolik, dunia berduka atas wafatnya Paus Fransiskus. Dari Indonesia: di Jakarta, Presiden Prabowo dalam siaran pers khusus menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus yang berkunjung ke Jakarta bulan September 2024.
Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri mengatakan Paus Fransiskus bukan hanya sekadar tokoh agama Katolik. “Beliau bukan saja tokoh agama bagi umat Katolik, namun juga bagi dunia yang dikagumi karena pemikiran dan kiprah beliau dalam membangun persaudaraan dan kesetaraan antar umat manusia se-dunia,” tulis Megawati dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia dan ASEAN, Piero Pioppo, dikutip Senin.
Italia: Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, menyampaikan perasaan kesedihan yang mendalam atas kepergian Paus. Ia mengenang persahabatan dan ajaran Paus yang tak pernah berhenti, bahkan di saat-saat sulit dan penuh penderitaan. “Kami mengucapkan selamat tinggal kepada Bapa Suci dengan hati yang penuh kesedihan,” kata Meloni, seperti yang dilansir Reuters.
Amerika Serikat: Presiden AS Donald Trump menyampaikan duka yang mendalam. “Beristirahatlah dalam damai Paus Fransiskus! Semoga Tuhan memberkatinya dan semua yang mencintainya!”. Trump memerintahkan bendera AS dikibarkan setengah tiang di Gedung Putih, dan di gedung-gedung federal di seluruh dunia. Ia akan hadiri Pemakaman Paus Fransiskus.
Iran: Presiden Iran, yang merupakan negara dengan mayoritas Muslim, menyampaikan belasungkawa kepada umat Kristen global. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baqaei, menyampaikan, “Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua umat Kristen di seluruh dunia.”
Perancis: Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin yang selalu berpihak pada mereka yang paling rentan. “Paus Fransiskus selalu menunjukkan kepedulian terhadap yang paling rapuh dan melakukannya dengan rendah hati,” kata Macron.
Israel: Di Israel, Presiden Isaac Herzog memuji Paus Fransiskus sebagai pria yang beriman dan memiliki belas kasih tak terbatas. “Ia mendedikasikan hidupnya untuk mengangkat derajat kaum miskin dan menyerukan perdamaian di dunia yang sedang dilanda masalah,” ujarnya.
Belanda: Dari Belanda, Perdana Menteri Dick Schoof mengatakan jasa Paus akan dikenang sebagai seorang pemimpin yang selalu mengangkat isu-isu penting dengan tindakan belas kasih. “Kami mengenangnya dengan penuh rasa hormat,” kata Schoof.
Jerman: Pemimpin Jerman, Friedrich Merz, menambahkan bahwa Paus Fransiskus akan dikenang karena komitmennya yang tak kenal lelah terhadap anggota masyarakat yang paling lemah.
Parlemen & Komisi Uni Eropa: Di Eropa, Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen juga mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam. Metsola menyebut Paus Fransiskus sebagai “Paus Rakyat” yang dikenang karena cintanya pada kehidupan, perdamaian, dan keadilan sosial. “Dia menginspirasi jutaan orang, jauh melampaui Gereja Katolik, dengan kerendahan hati dan cintanya yang begitu murni bagi mereka yang kurang beruntung,” tulis Von der Leyen.
Gaza dan Palestina: Bagi warga Palestina, terutama di Gaza, kepergian Paus dirasakan sangat mendalam. Paus dikenal sebagai salah satu pemimpin paling vokal yang selalu mengecam perang di Gaza dan menyerukan gencatan senjata. Komunitas Kristen di Gaza mengenang Paus sebagai pemimpin yang selalu mendengarkan mereka dan mendukung mereka dalam situasi yang sulit. Paus Fransiskus juga meninggalkan kesan mendalam di kalangan pejabat Katolik dan non-Katolik.
SELAMAT JALAN MENUJU KEABADIAN YANG MULIA PAUS FRANSISKUS. DAMAI BERSAMA PARA KUDUS DI SURGA.
Dikutip dari berbagai sumber.