Uskup Agung Jakarta Monsignor Ignatius Suharyo, mengatakan bahwa sikap Gereja Katolik sangat jelas dan tegas tentang credit union. Berikut isi presentasi yang disampaikan ketika menjadi pembicara dalam seminar nasional dalam rangka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Pusat Koperasi Credit Union Indonesia (PUSKOPCUINA) hari Senin (20/5) di Hotel Golden Boutige, Jakarta,

Sikap resmi dari KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) mendukung Gerakan CU. Gagasan penting pengembangan CU terdapat dalam Ajaran Sosial Gereja. CU adalah wujud nyata dari ASG(Ajaran Sosial Gereja). Ajarannya bagus, tetapi kadang tidak dilaksanakan.

Kerangka berpikir baru untuk manjadi dorongan kuat dalam mengembangkan CU sebagai berikut:

  1. Realitas sosial tahun 1769, munculnya era industri. Era ini dimulai dgn ditemukan mesin uap. Industrialisasi menyebabkan terjadinya urbanisasi, sistem ekonomi berubah. Sekularisasi pun tumbuh. Manusia makin sadar akan kemampuannya. Merasa bisa melakukan segala-galanya. Bisa seolah-olah sepeeti Tuhan. Masyarakat yg dulu percaya Tuhan, menjadi berubah. Manjadi kurang percaya kepada Tuhan. Bisa ciptakan hujan, dll.

Masalah-masalah bisa mulai muncul.  Masyarakat jadi hancur, anak-anak terlantar, Perempuan diperlakukan secara tak adil, dll. Menghadapi situasi itu muncul tarekat-tarekat religius. Mereka mengatasi atau menangani berbagai persoalan melalui tindakan-tindakan karitatif.

  1. Tahun 1891.

Kemudian muncul kesadaran baru yang tidak cukup hanya dengan Belaskasihan saja. Cara baru dengan adanya ASG.  Dokumen pertama dalam ASG adalah Rerum Novarum. Artinya Hal-Hal Baru. Mengangkat masalah di seputaran pabrik, tambang, dll. Adanya kesenjangan antara pemilik pabrik dan buruh. Buruh hanya dianggap sebagai salah satu unsur dlm produksi. Belum dihargai sebagai manusia yang bermartabat. (Awal abad 20, Rerun Novarum sudah sampai di Bantul, Pengusaha swasta, Pabrik Gula, Karyawan-karyawannya diberi saham). Ada keberpihakan dan penghormatan terhadap Martabat Manusia.

  1. Dokumen terakhir ASG, Laudato si oleh Paus Fransiskus (Agar manusia melestarikan Bumi

sebagai Rumah Bersama).

  1. KAJ (Keuskupan Agung Jakarta). Sejak 2022-2026 : mengajak umat mencari jalan-jalan baru mewujudkan ASG. CU adalah bagian dari perwujudan ASG. Perhatian pada pemberdayaan masyarakat akar rumput.

Pokok-pokok ASG ada 5 :

1) Hormat terhadap martabat manusia. Janganlah martabat manusia direndahkan oleh Kemiskinan atau Keserakahan.

2) Kebaikan/kesejahteraan bersama : Kita berjuang mewujudkan tanggung jawab bersama-sama. Negara tidak mampu menjalankan tugasnya sendiri.

3) Solidaritas : Kita sebagai warga masyarakat, terlibat karena panggilan iman utk mengembangkan CU atau masyarakat. (Panggilan Iman, bukan Agama).  Terinspirasi oleh iman. Iman katolik, islam, Kristen, Hindu, dll. Inspirasi iman bukan Agama. Tubuh, jiwa, pikiran, bersatu untuk membangun  kesejahteraan. Inspirasi yang berkaitan dgn Roh manusia. Iman yg menggerakan, Spirit, Roh.

4) Memberi perhatian kepada saudara/i kita yg kurang beruntung. Kita sama-sama dgn saudara/i kita berjuang bersama. Di negara manapun terdapat orang miskin, terpinggirkan. Semua manusia terpanggil untuk memberi perhatian terhadap mereka.

5) Relasi manusia dengan Alam. Kesejahteraan ditentukan dlm Hubungan antara Manusia dengan alam. Manusia melestarikan alam, alam memberi kehidupan kepada manusia.

Solidaritas :

* Bukanlah perasaan yg tdk jelas atau sedih yg dangkal atau belaskasih saja tetapi ketetapan hati yg mantap dan teguh utk membaktikan diri kpd kesejahteraan umum, bersama-sama, oleh semua org, oleh setiap individu.

* Nilai dibalik gerakan CU adalah Solidaritas. Butuh hati yg mantap dan teguh karena banyak musuh solidaritas. Yakni persaingan.

* Pendidikan di CU penting agar mengetahui secara pasti ttg CU.

* Banyak pasar bebas, banyak persaingan. Ada juga egoisme, dan keserakahan sebagai berhala baru dengan godaan yg besar.

Kesejahteraan Umum :

* Adalah keseluruhan konsidi hidup kemasyarakatan. Baik klpk dan individu berjuang mencapai kesempurnaan hidup mereka.

* Ada proses hominisasi, di mana kesejahteraan yang adalah kondisi yg mutlak diperlukan manusia sering berhadapan dengan adanya manusia yang tidak manusiawi.

* Proses Hominisasi menjadi Humanisasi, menjadikan manusia semakin manusiawi. Kondisi ini harus diupayakan.

Dibutuhkan fasilitas yg vital : Pendidikan, Kesehatan, Hukum yg jelas, tegas agar martabat manusia diangkat dan dijunjung tinggi.

* Di sini CU bergerak dalam upaya membuat manusia semakin manusiawi dan sempurna.

Uang bukan tujuan terakhir, tetap dgn uang martabat manusia harus semakin dihormati.

Lewat aktivitas praktis di CU, martabat manusia harus semakin dihormati.

Solidaritas dan Partisipasi: ada dua aspek dalam partisipasi. Pertama, ambil  bagian dari kesejahteraan umum. Tujuannya ambil manfaat untuk bertumbuh sampai tiba pada kesempurnaan. Tantangan uang sangat besar..CU punya peran penting terhadap anggota agar anggota mengambil maanfaatnya demi pengembangan hidup. Akhir-akhir ini semua org ingin pamer. Banyak org ingin menjadi lebih unggul dari org lain. Maka melalui pendidikan org belajar tentang prinsip kesejahteraan umum. Kedua, ambil bagian dari manfaat CU dan ikut membangun kesejahteraan umum.

Kesimpulan.

Pelaksanaan solidaritas dilaksanakan dengan baik kalau warga masyarakat menganggap sesamanya sebagai pribadi yang baik. Kalau kita tekun dalam KEBAIKAN dan KEBENARAN maka kita akan melakukan yang baik secara berKELANJUTAN.***